ASUHAN KEPERAWATAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK PADA NY. D DENGAN STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG KEMUNING RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Stroke merupakan gangguan saraf permanen akibat terganggunya peredaran darah ke otak, yang terjadi sekitar 24 jam. Sindrom klinis ini terjadi secara mendadak serta bersifat progresif sehingga menimbulkan kerusakan otak secara akut (Lingga, 2013). Stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga di Indonesia setelah penyakit jantung dan kanker. Prevalensi stroke mencapai 10,9% penduduk. Jumlah penderita Stroke Non Hemoragik mencapai 60,7% dan sebanyak 28,5% penderita meninggal dunia, sisanya mengalami kelumpuhan total dari serangan stroke atau kecacatan (Riskesdas, 2018). Pada pasien stroke non hemoragik sering ditemukan masalah neuromuskuloskeletal yang dapat berpengaruh terhadap kemampuan mobilitas fisik
pasien. Pasien stroke akan mengalami hambatan mobilitas fisik, yaitu keterbatasan dalam gerakan fisik. Salah satu latihan rehabilitasi pasien stroke adalah latihan Range Of Motion (ROM). untuk mencegah terjadinya kontraktur, atropi otot, meningkatkan peredaran darah ke ekstremitas, mengurangi kelumpuhan vaskuler, memberikan kenyamanan pada klien dan meningkatkan kekuatan otot (Craven & Hiller, 2011). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan penatalaksanaan pasien hambatan mobilitas fisik dengan stroke non hemoragic. Metode yang digunakan adalah deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan latihan ROM mampu meningkatkan kekuatan otot pasien.