HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIBAGOR KABUPATEN BANYUMAS

Depresi pada lansia terus menjadi masalah kesehatan mental yang serius. Seiring menurunnya status kesehatan baik fisik ataupun mental, interaksi sosial menjadi faktor yang akan berpengaruh terhadap status kesehatan lansia. Menurunnya status interaksi sosial akan menyebabkan depresi sehingga interaksi sosial harus tetap dipertahankan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan interaksi sosial dengan depresi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Kalibagor Kabupaten Banyumas yang dilakukan pada 04 – 21 April 2016.
Jenis penelitian adalah observational correlative dengan pendekatan case control. Sampel yang digunakan adalah insidental sampling, yaitu tekhnik pengambilan sampel secara kebetulan, yaitu lansia yang kebetulan bertemu dengan peneliti dan dipandang cocok sebagai sumber data. Ditentukan 34 lansia kelompok kasus dengan depresi, serta 34 lansia kelompok kontrol tanpa depresi. Analisis statistik menggunakan Chi-Square.
Hasil penelitian didapatkan interaksi sosial kategori baik yaitu 31 lansia (45,6%), kelompok kontrol memiliki 6 (8,82%) lansia dengan interaksi sosial sedang serta 12 lansia (17,65%) dengan interaksi sosial sangat baik. Kelompok kasus memiliki 14 lansia (20,59%) dengan interaksi sosial sedang serta 5 lansia (7,35%) dengan interaksi sosial sangat baik.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara interaksi sosial dengan depresi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Kalibagor Kabupaten Banyumas dengan nilai ρ-value sebesar 0,047, serta Odd Ratio 5,600.