ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU GANGGUAN REPRODUKSI NY.S UMUR 39TAHUN P2A0 AH2 DENGAN MIOMA UTERI DI RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA TAHUN 2015

Latar Belakang: Di Jawa tengah kejadian mioma uteri lebih tinggi pada usia
diatas 35 tahun yaitu terdapat 40%. Mioma uteri merupakan indikasi utama
dilakukannya histerektomi yaitu sekitar 600.000 dan miomektomi sekitar 37.000 kasus tiap tahunnya. Berdasarkan hasil prasurvei prevalensi mioma uteri yang dilakukan di RSUD Goeteng Taroenadibrata Purbalingga terlihat pada tahun 2013 terdapat 40 kasus dan pada tahun 2014 terdapat 49 kasus. Pada tahun 2015 saja untuk bulan Januari terdapat 7 kasus ini merupakan angka yang cukup tinggi untuk rata-rata tiap bulan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Pembahasan: Pada langkah Varney ada kesenjangan pada pengkajian, yaitu umur dan riwayat menstruasi merupakan faktor resiko terjadinya mioma uteri.
Sedangkan pada intepretasi data, identifikasi diagnosa atau masalah potensial, identifikasi kebutuhan akan tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi tidak terdapat kesenjangan.
Simpulan dan saran:Asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Ny. S umur 39 tahun P2 A0 AH2 dengan mioma uteri dapat dilakukan dengan cara : pengkajian, intepretasi data, identifikasi diagnosa masalah potensial, antisipasi tindakan segera, perencanaan dan evaluasi. Diharapkan RSUD Purbalingga dapat mempertahankan asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada ibu dengan mioma uteri untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi kenyamanan pasien.