GAMBARAN FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI PEMILIHAN KONTRASEPSI HORMONAL PADA AKSEPTOR KB DI DESA PAGERAJI KECAMATAN CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2013

Pertumbuhan jumlah penduduk di dunia yang sangat pesat dengan laju
pertumbuhan yang tinggi yaitu sekitar 17,1 per seribu penduduk. Munculnya konsep kesehatan reproduksi menjadi jalan keluar dalam menyelesaikan masalah dibidang kependudukan, dimana proses pertumbuhan penduduk harus dipantau dan dikendalikan salah satunya dengan pengadaan program Keluarga Berencana (KB). Pelaksanaan program KB dibagi menjadi dua macam metode yaitu metode
hormonal dan metode non hormonal. Metode kontrasepsi hormonal ini terdiri dari pil, suntik dan implant. Metode penelitian ini adalah deskriptif berdasarkan data primer dan sekunder yang diambil dengan menggunakan tekhnik angket dan instrumennya adalah checklist terhadap 120 akseptor yang memakai kontrasepsi Hormonal di Desa Pageraji Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas pada tanggal 29 Juli
sampai dengan 4 Agustus 2013 Sebagian besar responden berumur 20-35 tahun 54,2%, paritas yaitu multipara 46,7%, jumlah anak yang diinginkan sebanyak = 2 anak 65,0% dan pada dukungan suami sebagian besar suami mendukung 80,0% Prevalensi pemakaian alat kontrasepsi hormonal untuk metode suntik sebesar 40,6%, Pil sebesar 7,3% dan Implan sebesar 8,5%, Sebagian besar responden pengguna alat kontrasepsi hormonal berumur > 20-35 tahun sebesar 54,2%, sebagian besar responden adalah multipara sebesar 46,7%, sebagian besar responden menginginkan anak sebanyak 2 orang saja sebesar 65,3%, dan Sebagian besar dukungan suami melatarbelakangi pemilihan KB hormonal sebesar 80,0%