ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTERMIA PADA An. M DENGAN KEJANG DEMAM DI RUANG PARIKESIT RST WIJAYAKUSUMA

Kejang demam yaitu kelainan neurologis akut yang seringkali ditemui bagi anak-anak (Ngastiyah, 2014). Kejang demam merupakan bangkitan kejang yang dijumpai dalam meningkatnya suhu tubuh yang terjadi di diri manusia (suhu rektal diatas 380C) yang diakibatkan oleh proses ekstrakranium maupun intrakranium (Ismail, 2016). Insiden adanya anak merasakan kejang demam khususnya bagi anak berusia enam bulan hingga empat tahun (Ngastiyah, 2014). Kejang yang berlarut-larut bisa mengakibatkan gangguan serius di otak anak, kejang demam ini seringkali ditemukan kepada anak lelaki dibandingkan wanita (Ismail, 2016).
Anak yang pernah merasakan kejang demam bagi awal kalinya, berpeluang 30-35% merasakan kejang demam selanjutnya, tidak terdapat acuan temperatur demam yang serupa, dan tidak senantiasa dijumpai di tiap demam. Meningkatnya faktor predisposisi genetik pun bisa memberi peningkatan risiko pengulangan adanya kejang demam bagi anak (Hariadi & Arifianto, 2017). Melalui hasil riset mennandakan yakni kejang demam yang berulang-ulang lebih sering ditemukan bagi pasien yang kejang demam pertamanya saat berusia usia 11-20 bulan sejumlah 47,5%, pasien wanita 62,5%, pasien yang beriwayat kejang demam keluarga 72,5% pasien dengan tidak ada riwayat epilepsy keluarga 97,5% serta kejang demam
sederharna di bangkitan kejang demam pertama 60% (Yunita & Syarif, 2016)