HUBUNGAN FAKTOR STRES PSIKOSOSIAL PADA LANSIA DENGAN TEKANAN DARAH DI PUSKESMAS KARANGANYAR KABUPATEN PURBALINGGA

Latar Belakang: Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan peringkat ketiga
penyebab kematian pada semua usia. Hipertensi ditandai dengan adanya
perubahan terhadap tekanan darah sistole dan diastole melebihi batas normal
yaitu tekanan darah sistole ≥ 140 mmHg, dan tekanan darah diastole ≥ 90 mmHg.
Hal ini terjadi akibat adanya perubahan sistem kerja kardiovaskular (Smeltzer, et
al., 2015). Hipertensi sering terjadi pada lansia akibat adanya proses menua.
Kondisi ini membuat lansia merasa tidak lagi berguna, tidak dapat produktif
sehingga memunculkan adanya stres.
Tujuan: untuk mengetahui hubungan faktor stres psikososial dengan tekanan
darah pada lansia di Puskesmas Karanganyar Kabupaten Purbalingga.
Metode: menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan cross sectional.
Sampel penelitian yaitu lansia hipertensi dengan teknik sampling accidental
sampling yaitu sebanyak 54 responden. Kuesioner mencakup penilaian stres
psikososial yang dialami dengan menggunakan kuesioner DASS. Analisis data
menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat yaitu dengan uji spearman
rank.
Hasil: menunjukan gambaran tekanan darah lansia di Puskesmas Karanganyar
38,9% lansia mengalami hipertensi tahap I. Gambaran stres psikososial lansia di
Puskesmas Karanganyar 50% lansia mengalami stres psikososial kategori normal.
Tidak terdapat hubungan antara stres psikososial dengan tekanan darah lansia
dengan nilai p value 0,462 (p>0,05).
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan stres psikososial dengan tekanan darah
lansia.