ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR BARU KELUARGA BERENCANA (KB) IMPLAN INDOPLANT Ny. S UMUR 26 TAHUN P1A0AH1 DI PUSKESMAS SUSUKAN 1 TAHUN 2021

Data World Health Organization penggunaan kontrasepsi telah meningkat di banyak bagian dunia, secara global penggunaan kontrasepsi modern sedikit meningkat dari 54% pada tahun 1990 menjadi 57,4% pada tahun 2015. Data proporsi wanita yang berusia 15-49 tahun yang melaporkan penggunaan metode kontrasepsi modern telah meningkat di Asia secara minimal atau meningkat pada tahun 2008 sebanyak 60,9% dan tahun 2015 sebanyak 61,8%. Diperkirakan 214 juta wanita usia reproduksi di negara berkembang yang ingin menghindari kehamilan tidak menggunakan metode kontrasepsi modern dengan alasan untuk ini termasuk pilihan metode yang terbatas, ketakutan atau pengalaman efek samping, dan buruknya kualitas layanan yang tersedia dan kebutuhan kontrasepsi yang tidak terpenuhi tetap terlalu tinggi dengan ketidakadilan ini didorong oleh meningkatnya populasi (WHO, 2018).
Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bahwa jumlah peserta KB aktif di Indonesia pada bulan Maret tahun 2020 sebanyak 591,667 akseptor, dengan penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yaitu Implant sebanyak 51,536 akseptor dan IUD sebanyak 23,383 akseptor, sedangkan untuk Non MKJP yaitu Suntik sebanyak 341,109 akseptor, Pil sebanyak 146,767 akseptor, Metode kontrasepsi mantap yaitu Metode Oprasi Wanita (MOW) sebanyak 8,093 akseptor, Metode Oprasi Pria (MOP) sebanyak 1,196 akseptor, kondom sebanyak 19,583 akseptor (BKKBN, 2020).