ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA AN. A UMUR 4 TAHUN 8 BULAN 0 HARI DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT DI PUSKESMAS MANDIRAJA 1 TAHUN 2022

WHO (World Health Organization) memprediksi angka kematian terhadap balita di negara berkembang seperti Indonesia sebanyak lebih dari 40 per 1000 kelahiran hidup, dimana 15% hingga 20% pertahun di antaranya diakibatkan ISPA (Agustina et al, 2020). ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah salah satu faktor yang menyebabkan tingginya angka mortalitas dan morbiditas balita yakni di negara berkembang atau maju pada sejumlah dekade terakhir. Kejadian ISPA tertinggi terjadi di India sebesar 43 juta kasus, Cina sebesar 21 juta kasus dan Pakistan sebesar 10 juta kasus dan Nigeria, Bangladesh, dan Indonesia masing-masing terdapat 6 juta kasus. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menjadi persoalan kesehatan utama di Indonesia. Tersebarnya kasus kematian anak dibawah 5 tahun karena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (0,16%) dari jumlah kunjungan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (61%) ke fasilitas kesehatan (Agustina et al, 2020).
Berdasarkan hasil utama Riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018 mengindikasikan prevalensi ISPA di Indonesia menurun daripada hasil utama Riset kesehatan dasar di tahun 2013 yakni dari 25% menjadi 9,3% dan prevalensi ISPA terhadap balita sebanyak 7,8%. Di tahun 2019 banyaknya kunjungan balita atau kesulitan bernapas batuk sebanyak 7.047.834 kunjungan dan di tahun 2020 menjadi 4.972.553 kunjungan, menurun sebanyak 30% dari tahun 2019 (Kemenkes RI, 2021).