STUDI KASUS PENERAPAN SENAM DISMENORE UNTUK MERINGANKAN NYERI DISMENORE DI PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH PURWOKERTO KARYA TULIS ILMIAH

Word Healt Organization melaporkan pada tahun 2018 dari beberapa penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa kejadian dismenore sebesar 90% pada perempuan dan sebanyak 10-15% diantaranya mengalami dismenore berat (Apriyanti, dkk, 2018). Hal ini di dukung dengan penelitian yang telah dilakukan di berbagai negara dengan hasil angka kejadian dismenore di dunia yang besar, rata-rata sebanyak 50% perempuan di setiap negara mengalami disminore, prevalensi disminore primer di amerika serikat pada wanita umur 12-17 tahun adalah sebanyak 59,7% dengan derajat kesakitan 49% yang terbagi menjadi 3 yaitu disminore ringan sebanyak 37%, disminore sedang sebanyak 12%, dan disminore berat yang mengakibatkan sebanyak 23,6% dari penderitanya tidak masuk sekolah. Hal yang sama juga terjadi di jepang dimana angka kejadian disminore primer sebanyak 46% dan mengakibatkan sebanyak 27,3% dari penderita absen dari sekolah (Widyanthi et al., 2021).
Prevalensi dismenore di Indonesia yaitu sebesar 64,25%, terdapat 60% hingga 75% remaja putri mengalami dismenore primer, di mana tiga perempat mengalami nyeri ringan hingga berat dan sisanya mengalami nyeri dismenore tingkat berat. (Hamdiyah, 2020). Sedangkan Angka kejadian dismenorea di Jawa Tengah mencapai 56% (Widiastuti et al., 2021). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di beberapa SMA di kabupaten Banyumas menunjukan kejadian dismenore yang masih cukup tinggi (Marlinda, dkk, 2013). Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan di panti asuhan Muhammadiyah Purwokerto pada tahun 2022 ditemukan 19 anak yang mengalami dismenore, kurangnya informasi mengenai penanganan dismenore membuat mereka membiarkan nyeri tersebut hingga mereda dengan sendirinya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk memberikan pengertian mengenai dismenore dan penanganannya.