HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERSEPSI MAHASISWA KESEHATAN DAN NON KESEHATAN TERHADAP PASIEN TUBERKULOSIS DI BANYUMAS

Latar belakang: Peningkatan yang terjadi pada pasien TBC selain dikarenakan
mudahnya penyebaran melalui transmisi udara juga dipengaruhi oleh kurangnya
pengetahuan dan sikap negatif terhadap pasien TBC. Lingkungan yang padat dan
tingginya kontak dari orang ke orang dibeberapa Universitas dan Perguruan
Tinggi merupakan salah satu hal yang dapat meningkatkan penularan penyakit
termasuk TBC. Tujuan: Bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan, sikap dan persepsi mahasiswa di Banyumas terhadap pasien
tuberkulosis. Metode: Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
mahasiswa dibawah naungan kemenristek dikti yang dapat menggunakan platform
google form dan setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian. Rancangan
penelitian yang digunakan yaitu study cross sectional dengan analisis bivariat dan
diuji dengan menggunakan Spearman rank. Hasil: tingkat pengetahuan
mahasiswa kesehatan didominasi oleh kategori tinggi sebanyak 152 (84%),
kategori sedang 27 (15%), dan kategori rendah 1 (1%). Sementara mahasiswa non
kesehatan tinggi 105 (40%), sedang 64 (25%) dan rendah 92 (35%). Hasil
persepsi mahasiswa kesehatan kategori tinggi sebanyak 92 (51%), sedang 45
(25%), dan rendah 43 (24%), sementara mahasiswa non kesehatan kategori tinggi
106 (41%), sedang 49 (19%), rendah 106 (40%). Hasil sikap mahasiswa kesehatan
kategori tinggi sebanyak 97 (54%), sedang 35 (19%), rendah 48 (27%), sementara
mahasiswa non kesehatan tinggi 102 (39%), sedang 53 (20%), rendah 106 (41%).
Analisis spearman rank menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
mahasiswa kesehatan dan non kesehatan terhadap tingkat pengetahuan, persepsi
dan sikap dibuktikan dengan nilai p-value secara berturut turut 0.000, 0.000, 0.000
(p <0.005). Kesimpulan: mahasiswa kesehatan dan non kesehatan mempunyai
hubungan secara signifikan terhadap tingkat pengetahuan, persepsi dan sikap.