RIYANTI, WAHYU (2018) ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. A DENGAN NYERI AKUT POST APENDIKTOMI HARI KE 2 DI RUANG DAHLIA RSUD GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA. D3 thesis, Universitas Harapan Bangsa.
AWAL.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (602kB)
BAB I wahyu riyanti.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (205kB)
DAFTAR PUSTAKA.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (215kB)
Abstract
A. LATAR BELAKANG
Apendik atau yang lebih dikenal masyarakat dengan istilah usus buntu
adalah salah satu organ viseral pada sistem gastrointestinal yang sering
menimbulkan masalah kesehatan. Adanya peradangan pada apendik
veriformis disebut dengan apendisitis. Peradangan akut pada apendik
memerlukan tindak bedah segera untuk mencegah komplikasi yang umumnya
berbahaya. Peradangan pada apendik merupakan kausa laparatomi tersering
pada anak dan orang dewasa (Thomas et al, 2016).
Angka kejadian apendisitis di dunia cukup tinggi, hal tersebut dibuktikan
berdasarkan data yang dihimpun oleh Word Health Organisation pada tahun
2010 yang dikutip oleh Naulibasa (2011), bahwa angka mortalitas akibat
apendisitis adalah 21.000 jiwa, di mana populasi laki-laki lebih banyak
dibandingkan perempuan. Angka mortalitas apendisitis sekitar 12.000 jiwa
pada laki-laki dan sekitar 10.000 jiwa pada perempuan. Di Amerika Serikat
terdapat 70.000 kasus apendisitis setiap tahunnya.
Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada tahun 2008
menunjukan bahwa sebanyak 179.000 masyarakat Indonesia terkena
apendisitis (Depkes, 2008; Farizal, 2016). Jumlah kasus apendisitis yang ada
di Jawa Tengah pada tahun 2009 dilaporkan sebanyak 5.980 dan 177
diantaranya menyebabkan kematian. Jumlah penderita apendisitis tertinggi ada di Kota Semarang, yakni 970 orang. Hal ini mungkin terkait dengan diet
serat yang kurang pada masyarakat modern (Dinkes Jateng, 2009; Astutik,
2012). Apendisitis selain dapat menimbulkan ketidaknyamanan seperti nyeri
yang sangat mengganggu juga dapat mengakibatkan berbagai masalah baru
yang serius. Apabila apendisitis tidak dilakukan penanganan segera maka
dapat terjadi perforasi atau pecahnya apendik yang sudah meradang dan akan
mengakibatkan menyebarnya bakteri keseluruh rongga perut sehingga terjadi
peritonitis yang dapat mengancam jiwa penderitanya.
Item Type: | Thesis (D3) |
---|---|
Subjects: | Kesehatan > Keperawatan |
Divisions: | Fakultas Kesehatan > D3 Keperawatan |
Depositing User: | Salman Al Farizi |
Date Deposited: | 19 Oct 2021 08:44 |
Last Modified: | 19 Oct 2021 08:44 |
URI: | http://eprints.uhb.ac.id/id/eprint/783 |